Desember 18, 2014

0

Mahasiswa Ditantang Berani Menjadi Wirausaha

Posted in ,


Pembicara menyampaikan materi/Istimewa
Sebagai penutup akhir kepengurusan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro (HMJ Adbis Undip) menggelar Seminar Nasional bertema Are You Brave Enough to be an Entrepreneur? Acara diadakan di Ruang Auditorium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip pada Sabtu (13/12).
Dekan FISIP, Agus Hermani membuka acara. Mahasiswa yang hadir tak hanya dari Undip, tetapi dari universitas-universitas di Semarang.

     Tiga pembicara dihadirkan, yakni Pramusti Indrascaryo dari Direktur Keuangan Biofarma dengan moderator Fauzan Dwi Putra Lubis, Ilik Sas yang merupakan seorang penggiat komunitas kewirausahaan di Semarang, Komunitas Jaringan Rumah Usaha yang dimoderatori Agung Budiatmo, dan Wahyu Liz, sang pemilik dari Adaideaja Tukang Bikin Kaos.

      Pembicara pertama mengulas tentang Biofarma yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang mengurusi vaksin. Pencanangan kemandirian vaksin nasional di Indonesia sangat dibutuhkan untuk melepaskan ketergantungan pada negara lain. “Posisi Biofarma di dalam negeri kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia. Namun berbeda  di luar negeri, karena sudah banyak yang menggunakan produk kami,” ujar Pramusti.

     Ditambahkan, untuk menjadi wirausaha yang mendunia, dibutuhkan relasi untuk mengembangkan usaha.  Seorang wirausaha yang hebat perlu ditanamkan dan dilatih berperilaku yang baik dari awal. “Perilaku baik adalah modal penting yang harus dimilki agar para stakeholder percaya kepada usaha kita,” katanya.

     Kegigihan Ilik Sas saat memulai bisnis pun dibagikan dalam acara itu. Menurutnya, cara mengolah dan membangun usaha bermula dari kesabaran, keuletan, dan motivasi yang kuat. “Untuk menjadi seorang pengusaha dibutuhkan keahlian khusus, karena mental yang dipertaruhkan. Saat ini tidak ada cara membuat orang tidak pintar. Berani menentukan dan melihat cara pandang yang lain adalah kuncinya,” katanya membeberkan.

     Ilik Sas membuka peluang bagi para mahasiswa yang telah lulus untuk bergabung ke Jaringan Rumah Usaha. Salah satu contoh mahasiswa yang akhirnya mampu mengembangkan usaha yakni Muhammy Akbar, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009, yang mendulang kesuksesan dari usaha digital yang dilirik klien luar negeri.

   Pembicara ketiga adalah Wahyu Liz. Usaha yang digagasnya berkonsep industri kreatif pada budidaya kaos plesetan, adversinting boneka wayang/maskot Chibi, dan coklat Kanada.  Wahyu Liz menginspirasi melalui materi yang ia sampaikan. Bagi wirausaha pemula, terdapat tiga sumber inspirasi.

    Renjana adalah hal pertama yang harus dipunyai untuk mengembangkan pencapaian bisnis. “Haruslah diawali dari apa yang kita sukai dan mendarah daging dalam diri kita. Mengembangkan bisnis sesuai renjana,  mampu mempermudah kita dalam menjalankan bisnis. Bila sejak awal sudah suka, maka tidak ada paksaan untuk menjalankan, ujarnya.

      Selanjutnya adalah cara kita memandang sebuah masalah. Masalah bagaai dua sisa mata uang, bisa membangun sekaligus menghancurkan. Seorang wirausaha harus mampu mengambil peluang dalam suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. “Seperti halnya pendiri Google yang  membuat suatu terobosan untuk terbatasnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat mengenai dunia luar,” ujarnya menguraikan.

       Kesempatan menjadi poin terakhir sumber inspirasi. Media sosial dapat dilirik dan dimanfaatkan. Menggunakan media sosial, maka produk akan ter-branding. Hal itu dilihat dari banyaknya pengguna media sosial di Indonesia yang memberi pengaruh besar pada penjualan. “Kesempatan tidak untuk ditunggu, tapi kita harus menjemput para pelanggan kita dengan media sosial ini,” tuturnya. Ketua panitia, Iqbal Putranegara berharap seminar ini mampu mengajak peserta untuk berani memulai bisnis dari hal kecil dulu.  (Shela-Bincang Kampus)


0 komentar: