Mahasiswa Ditantang Berani Menjadi Wirausaha
Posted in Acara Mahasiswa, EducationPembicara menyampaikan materi/Istimewa |
Tiga pembicara
dihadirkan, yakni Pramusti Indrascaryo dari Direktur Keuangan Biofarma dengan
moderator Fauzan Dwi Putra Lubis, Ilik Sas yang merupakan seorang penggiat komunitas
kewirausahaan di Semarang, Komunitas Jaringan Rumah Usaha yang dimoderatori
Agung Budiatmo, dan Wahyu Liz, sang pemilik dari Adaideaja Tukang Bikin Kaos.
Pembicara pertama
mengulas tentang Biofarma yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
mengurusi vaksin. Pencanangan kemandirian vaksin nasional di Indonesia sangat
dibutuhkan untuk melepaskan ketergantungan pada negara lain. “Posisi Biofarma di
dalam negeri kurang mendapatkan tempat di hati orang Indonesia. Namun berbeda di luar negeri, karena sudah banyak yang
menggunakan produk kami,” ujar Pramusti.
Ditambahkan, untuk menjadi
wirausaha yang mendunia, dibutuhkan relasi untuk mengembangkan usaha. Seorang wirausaha yang hebat perlu ditanamkan
dan dilatih berperilaku yang baik dari awal. “Perilaku baik adalah modal
penting yang harus dimilki agar para stakeholder
percaya kepada usaha kita,” katanya.
Kegigihan Ilik Sas saat
memulai bisnis pun dibagikan dalam acara itu. Menurutnya, cara mengolah dan
membangun usaha bermula dari kesabaran, keuletan, dan motivasi yang kuat. “Untuk
menjadi seorang pengusaha dibutuhkan keahlian khusus, karena mental yang
dipertaruhkan. Saat ini tidak ada cara membuat orang tidak pintar. Berani
menentukan dan melihat cara pandang yang lain adalah kuncinya,” katanya
membeberkan.
Ilik Sas membuka peluang
bagi para mahasiswa yang telah lulus untuk bergabung ke Jaringan Rumah Usaha. Salah
satu contoh mahasiswa yang akhirnya mampu mengembangkan usaha yakni Muhammy
Akbar, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009, yang mendulang kesuksesan
dari usaha digital yang dilirik klien luar negeri.
Pembicara ketiga adalah
Wahyu Liz. Usaha yang digagasnya berkonsep industri kreatif pada budidaya
kaos plesetan, adversinting boneka wayang/maskot
Chibi, dan coklat Kanada. Wahyu Liz
menginspirasi melalui materi yang ia sampaikan. Bagi wirausaha pemula, terdapat
tiga sumber inspirasi.
Renjana adalah hal
pertama yang harus dipunyai untuk mengembangkan pencapaian bisnis. “Haruslah
diawali dari apa yang kita sukai dan mendarah daging dalam diri kita. Mengembangkan
bisnis sesuai renjana, mampu mempermudah
kita dalam menjalankan bisnis. Bila sejak awal sudah suka, maka tidak ada
paksaan untuk menjalankan, ujarnya.
Selanjutnya adalah cara
kita memandang sebuah masalah. Masalah bagaai dua sisa mata uang, bisa
membangun sekaligus menghancurkan. Seorang wirausaha harus mampu mengambil
peluang dalam suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. “Seperti halnya pendiri
Google yang membuat suatu terobosan
untuk terbatasnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat mengenai dunia luar,”
ujarnya menguraikan.
Kesempatan menjadi poin
terakhir sumber inspirasi. Media sosial dapat dilirik dan dimanfaatkan.
Menggunakan media sosial, maka produk akan ter-branding. Hal itu dilihat dari banyaknya pengguna media sosial di
Indonesia yang memberi pengaruh besar pada penjualan. “Kesempatan tidak untuk
ditunggu, tapi kita harus menjemput para pelanggan kita dengan media sosial
ini,” tuturnya. Ketua panitia, Iqbal Putranegara berharap seminar ini mampu
mengajak peserta untuk berani memulai bisnis dari hal kecil dulu. (Shela-Bincang Kampus)
0 komentar: